Pasuruan.— Program Studi Sarjana Farmasi Klinik dan Komunitas Universitas Hasanuddin (UNHASA) kembali melaksanakan Studi Ekskursi (SE) Botani Farmasi Batch V di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan. Kegiatan lapangan yang berlangsung setiap semester ini menjadi salah satu agenda pembelajaran yang paling dinantikan mahasiswa karena memberikan pengalaman belajar langsung di alam terbuka.
Berbeda dengan pembelajaran di ruang kelas, mahasiswa diajak mengamati secara langsung morfologi berbagai tanaman obat.
“Studi ekskursi memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan berkesan. Kami bisa mengamati berbagai jenis tanaman obat yang jarang ditemui di kehidupan sehari-hari,” ujar salah satu mahasiswa peserta.
Selama kegiatan, mahasiswa tidak hanya mempelajari bentuk dan struktur tanaman, tetapi juga mengenal genus serta kandungan farmakologis masing-masing tanaman. Beberapa tanaman yang menjadi objek pengamatan antara lain:
Pulai (Alstonia scholaris)– Famili Apocynaceae, kulit batangnya mengandung alkaloid ekuina yang berkhasiat sebagai antimalaria, antipiretik, dan analgesik.
Kepuh (Sterculia foetida)– Famili Malvaceae, bijinya mengandung minyak kaya asam oleat dan asam linoleat yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Bintangur (Calophyllum inophyllum) – Famili Calophyllaceae, bijinya menghasilkan minyak yang mengandung asam kalofilat dan inofilat bersifat antibakteri serta antiinflamasi.
Ekor Kucing (Acalypha hispida)– Famili Euphorbiaceae, bunganya kerap dimanfaatkan sebagai obat disentri, diare, dan radang usus.
Tapak Dara (Catharanthus roseus) – Famili Apocynaceae, mengandung alkaloid vinblastin dan vinkristin yang digunakan dalam terapi kanker.
Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa telah mendapatkan pembekalan melalui perkuliahan dan praktikum di laboratorium, termasuk pengamatan mikroskopis dan makroskopis tanaman. Pasca kegiatan, mereka diwajibkan menyusun laporan serta lembar kerja pengamatan sesuai ketentuan dosen pembimbing.
Antusiasme mahasiswa serta dukungan dari para dosen membuktikan bahwa studi ekskursi ini menjadi metode pembelajaran efektif yang mampu meningkatkan pemahaman botani farmasi secara komprehensif. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas studi ekskursi agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal,” ujar apt. Hilmia Lukman, S.Farm., M.Biomed., selaku dosen pembimbing.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan memahami tanaman obat sebagai dasar penting dalam praktik kefarmasian klinik dan komunitas.
Tinggalkan Komentar