Probolinggo – Beberapa foto jurnalistik dan dokumenter terbaik dalam negeri dan internasional, dipamerkan di ajang Diklat Fotografi Jurnalistik.
Acara digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hafshawaty Zainul Hasan Genggong (Unhasa), itu berlangsung Senin (10/5/2024) di Aula Gedung F lantai 3 Kampus Unhasa.
Selain mahasiswa, ajang itu juga diikuti sejumlah siswa setingkat aliyah, di lingkungan Kabupaten Probolinggo. Diantaranya MAN 2, SMA Unggulan, MA Zaha, Tunas Luhur dan SK 1 Kraksaan.
Jurnalis media online dan cetak, hadir sebagai pemateri. Masing-masing memaparkan teknik mendapat foto terbaik saat meliput suatu peristiwa hingga tantangan liputan berita di lapangan.
“Jurnalis foto dan tulis harus punya gaya berpikir sistematis. Ini penting. Supaya saat meliput peristiwa di lapangan, mudah menentukan angle mana yang mau diambil,” kata Eko Hardianto, salah satu pemateri.
Inti dari teori foto jurnalistik, lanjut pria karib disapa Cak Edol itu, adalah momen. “Wartawan foto, kehilangan momen ga dapat apa apa. Sia sia lah di lapangan,” imbuhnya.
Senada dikatakan Nur Haliza. Koordinator Divisi Jurnalistik ITHLA INDONESIA, itu mengatakan, proses peliputan di lapangan tidak mudah. Butuh kesiapan matang seorang jurnalis untuk memproduksi karya jurnalistik berkualitas.
“Usahakan membuat judul sesimple mungkin dan jelas. Tentu judul mewakili isi berita. Dan yang terpenting lagi judul harus menarik,” ujar pemateri juga bekerja sebagai wartawan media online itu.
Usai mengikuti pelatihan, peserta langsung praktek. Mereka diminta menyusun naskah berita sekaligus foto. “Peserta antusias banget. Karena ini langsung praktek. Dan yang bikin greget itu hasil liputan para peserta kami lombakan,” ujar Priska Zachra, Ketua Panitia.
Tinggalkan Komentar